Pemberian vaksin pada unggas, atau vaksinasi unggas, adalah alat penting yang digunakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan kasus penyakit unggas. Vaksinasi merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit unggas. Vaksinasi dipersiapkan dengan menggunakan antigen virus atau bakteri dan menggunakannya untuk melindungi unggas dari penyakit tertentu. Pemberian vaksin tergantung pada jenis penyakit, umur unggas, lingkungan, dan kondisi lingkungan. Beberapa vaksin yang tersedia untuk unggas termasuk vaksin untuk Newcastle Disease, Gumboro Disease, Infectious Bronchitis, Infectious Bursal Disease, dan lainnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memutuskan untuk memvaksinasi unggas adalah umur unggas, jenis penyakit, dan kondisi lingkungan. Beberapa vaksin memerlukan vaksinasi ulang setelah beberapa bulan atau tahun untuk menjaga tingkat vaksinasi yang efektif. Vaksinasi juga dapat membantu mengurangi jumlah unggas yang terkena penyakit tertentu, seperti Newcastle Disease dan Gumboro Disease. Hal ini dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk obat-obatan dan upaya untuk mencegah penyakit.
Ketika memutuskan untuk memvaksinasi unggas, penting untuk memilih jenis vaksin yang tepat sesuai dengan jenis penyakit. Hal ini juga penting untuk memastikan bahwa unggas telah menerima vaksinasi yang tepat secara tepat waktu. Vaksinasi pada unggas dapat mengurangi risiko penyakit unggas dan dapat mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk memerangi penyakit. Oleh karena itu, penting untuk melakukan vaksinasi secara teratur dan tepat waktu untuk mencegah penyakit unggas dan untuk layanan unggas yang berkualitas tinggi.
Desa Layansari terdapat swadaya kelompok tani ternak “Trubus Mulyo” yang bertempat di dusun Wungureja RT02/04 Desa Layansari. Dikelompok ini memiliki program posyandu unggas, yaitu pemberian vaksinasi kepada unggas penting terhadap kelangsungan hidup unggas-unggas setiap anggota. Dikelompok juga terdapat pembuatan pakan fermentasi dan MOL(Mikro Organisme Lokal) secara mandiri. Bahan utama MOL terdiri dari komponen karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Karbohidrat bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik. Pembuatan MOL dikelompok ini terdiri dari bahan dasar nasi, daun bambu, rebung dan gula jawa. Nasi basi dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman karena memiliki kandungan unsur hara N 0,7 %, P2O5 0,4%, K2O 0,25%, kadar air 62%, bahan organik 21%, CaO 0,4% dan nisbah C/N 20-25 (Lingga, 1991).
Nasi basi digunakan sebagai media tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme. Penggunaan MOL nasi pada tanaman tidak merusak lingkungan dan juga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. MOL nasi basi dengan konsentrasi 300 gram nasi basi baik digunakan sebagai aktivator pembuatan kompos dengan perlakuan dosis 200 ml MOL nasi basi (Harizena, 2012). Jamur pada nasi basi merupakan flora termofilik yang dapat muncul pada waktu 5 sampai 10 hari berperan sebagai pengurai bahan organik menjadi cairan koloid dengan kandungan besi, kalsium dan nitrogen yang akhirnya menjadi pupuk. Saraswati & Sumarno (2008) Mikroba berguna (effective microorganism) merupakan komponen habitat alam yang berfungsi penting dalam mendukung pertanian ramah lingkungan melalui proses dekomposisi bahan organik, mineralisasi senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi.
Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari masyarakat itu sendiri dalam mengelola sumber daya alam yang ada di desanya. Dengan mengembangkan potensi swadaya masyarakat, maka akan mengurangi masalah-masalah yang ada. Kemampuan atau potensi yang dimiliki masyarakat dapat memperkuat, mengembangkan, dan mengelola segala sumber daya alam yang ada. Bentuk swadaya masyarakat dalam pembangunan desa dituangkan dan dikembangkan melalui kegiatan pembangunan infrastruktur desa, mulai dari melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaannya.